Spektrum.id | Gaza – 15 Oktober 2025 Setelah lebih dari dua tahun dalam penahanan, Hamas akhirnya membebaskan seluruh sandera Israel yang masih hidup, sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata yang dimediasi oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Pembebasan ini dilakukan pada 13 Oktober 2025, menandai langkah penting dalam upaya mengakhiri konflik yang telah berlangsung sejak Oktober 2023.
Pembebasan Sandera dan Proses Pemulangan Jenazah
Proses pembebasan dilakukan dalam dua tahap, dengan bantuan dari Komite Palang Merah Internasional (ICRC). Seluruh 20 sandera yang masih hidup, terdiri dari warga sipil dan militer, diserahkan kepada ICRC dan dipulangkan ke Israel. Keluarga para sandera menyambut kepulangan mereka dengan haru, meskipun ada rasa duka karena beberapa anggota keluarga yang tidak kembali dalam keadaan hidup.
Namun, proses pemulangan jenazah para sandera yang telah meninggal masih mengalami kendala. Hingga 14 Oktober 2025, hanya empat jenazah yang berhasil dipulangkan ke Israel. Hamas menyatakan bahwa kesulitan dalam mengidentifikasi lokasi pemakaman akibat kerusakan infrastruktur di Gaza menjadi faktor utama keterlambatan ini. Sementara itu, Israel merespons dengan membatasi pasokan bantuan kemanusiaan ke Gaza dan menunda pembukaan kembali perbatasan Rafah sebagai bentuk tekanan terhadap Hamas untuk memenuhi kewajibannya dalam kesepakatan gencatan senjata.
Tanggapan Donald Trump dan Upaya Perdamaian Lanjutan
Presiden Donald Trump menegaskan bahwa meskipun pembebasan sandera yang masih hidup telah tercapai, proses perdamaian di Gaza belum selesai. Ia mengingatkan bahwa terdapat 20 jenazah sandera yang belum dipulangkan dan memperingatkan bahwa Amerika Serikat akan mengambil tindakan tegas untuk mendesak Hamas agar segera menyerahkan jenazah-jenazah tersebut.
Trump juga menyatakan bahwa kesepakatan gencatan senjata ini adalah langkah awal, dan perhatian dunia kini terfokus pada pelaksanaan penuh kesepakatan yang mencakup pemulangan semua jenazah. "Proses ini belum selesai. Kami menuntut agar Hamas memenuhi komitmennya," ujar Trump.
Pemerintahan Transisi di Gaza dan Tantangan Rekonstruksi
Selain isu pemulangan sandera dan jenazah, upaya untuk membentuk pemerintahan transisi di Gaza terus berlangsung. Rencana tersebut mencakup pembentukan badan profesional independen yang akan mengelola wilayah tersebut dengan pengawasan internasional. Meskipun demikian, tantangan besar masih ada, termasuk kebutuhan untuk rekonstruksi pasca-perang yang diperkirakan memerlukan dana sekitar $70 miliar, serta masalah-masalah politik dan keamanan yang kompleks yang harus diselesaikan sebelum perdamaian dapat tercapai sepenuhnya.
Proses pemulangan jenazah dan implementasi kesepakatan gencatan senjata ini akan menjadi indikator penting dalam menentukan arah perdamaian jangka panjang di Gaza, serta hubungan antara Israel dan Palestina. Dunia kini menunggu langkah-langkah selanjutnya dalam upaya memulihkan stabilitas di kawasan yang telah lama dilanda konflik ini.(Fe)
Source : theguardian