Spektrum.id | Jakarta – 15 Oktober 2025 Keputusan Indonesia untuk menolak memberikan visa kepada delegasi Israel menimbulkan kontroversi besar di dunia olahraga. Sebagai akibat dari keputusan ini, tim senam Israel tidak akan dapat mengikuti Kejuaraan Dunia Senam Artistik 2025 yang dijadwalkan berlangsung di Jakarta pada 19 hingga 25 Oktober 2025.
Keputusan Indonesia ini tercatat sebagai tindak lanjut dari kebijakan luar negeri yang konsisten mendukung Palestina. Hal ini kembali memicu ketegangan internasional, mengingat sebelumnya Indonesia juga menangguhkan partisipasi Israel dalam beberapa ajang olahraga besar, termasuk Piala Dunia U-20 2023 dan Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2024
Keputusan ini tentunya memberikan dampak besar bagi para atlet Israel, termasuk Artem Dolgopyat, juara dunia dan peraih medali perak Olimpiade Tokyo 2024 di nomor lantai. Federasi Senam Israel menyatakan kekecewaannya atas keputusan ini, menyebutnya sebagai "mengejutkan dan memilukan." Atlet-atlet yang telah berlatih keras dan mempersiapkan diri untuk ajang ini merasa dirugikan.
Federasi Senam Israel mencoba menggugat keputusan ini melalui Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS). Namun, upaya mereka untuk mendapatkan keputusan sementara agar atlet dapat berpartisipasi ditolak oleh CAS, dengan alasan kekurangan yurisdiksi. Keputusan ini semakin memperburuk situasi bagi atlet yang sudah sangat siap untuk kompetisi bergengsi ini.
Penyelenggaraan Kejuaraan Dunia Senam Artistik di Jakarta semula diharapkan dapat menjadi ajang prestisius bagi negara-negara di seluruh dunia. Namun, penolakan visa untuk atlet Israel menunjukkan bagaimana politik luar negeri sering kali memengaruhi integritas kompetisi internasional. Keputusan ini pun menimbulkan perdebatan tentang apakah seharusnya olahraga tetap berada di luar ranah politik atau justru menjadi alat untuk menegaskan posisi politik suatu negara.
Bagi para atlet Israel, keputusan Indonesia ini merupakan pukulan telak yang menghambat karier mereka, mengingat persiapan yang telah dilakukan selama berbulan-bulan untuk menghadapi kompetisi tingkat dunia. Di sisi lain, Indonesia tetap teguh pada prinsip kebijakan luar negerinya, yang selalu mendukung perjuangan Palestina dan menentang kebijakan Israel terhadap Gaza.
Meski demikian, Indonesia berkomitmen untuk menyelenggarakan Kejuaraan Dunia Senam Artistik 2025 sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Namun, dampak dari keputusan ini terhadap hubungan internasional Indonesia, khususnya dengan negara-negara yang memiliki hubungan dengan Israel, akan terus dipantau oleh dunia.
Keputusan ini juga mengingatkan kita akan tantangan besar yang dihadapi dunia olahraga, yang sering kali menjadi ajang pertemuan antara politik dan prestasi. Seiring berjalannya waktu, kita akan melihat bagaimana pengaruh politik ini akan membentuk dunia olahraga internasional di masa depan.