Jerusalem, 3 Oktober 2025 – Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir, mengecam para aktivis Global Sumud Flotilla sebagai "teroris" setelah mereka ditahan oleh angkatan laut Israel di pelabuhan Ashdod. Pernyataan Ben-Gvir ini langsung menuai reaksi keras dari berbagai kalangan internasional.
Dalam video yang beredar, Ben-Gvir menuduh para aktivis yang tergabung dalam flotilla tersebut tidak membawa bantuan kemanusiaan seperti yang diklaim, melainkan memiliki agenda politik untuk mendukung "teroris" di Gaza. "Mereka tidak datang untuk memberikan bantuan, mereka datang untuk mendukung para teroris," tegas Ben-Gvir.
Global Sumud Flotilla adalah sebuah inisiatif internasional yang terdiri dari lebih dari 40 kapal dan 500 aktivis dari berbagai negara. Misi utama flotilla ini adalah untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Gaza serta menantang blokade laut yang diberlakukan oleh Israel. Aktivis yang terlibat dalam flotilla ini termasuk tokoh-tokoh terkenal seperti Greta Thunberg dan Mandla Mandela.
Pada awal Oktober 2025, hampir seluruh kapal flotilla berhasil dicegat oleh angkatan laut Israel di perairan internasional, dan para aktivis yang berada di kapal-kapal tersebut ditahan serta diproses untuk deportasi.
Pernyataan Ben-Gvir yang menyebut aktivis flotilla sebagai "teroris" memicu kecaman dari berbagai kelompok internasional. Komite Internasional untuk Memutus Belenggu Gaza menyebut tuduhan tersebut sebagai bentuk "kampanye pencemaran nama baik" dan sebuah pelanggaran terhadap hukum internasional. Mereka juga menekankan bahwa meskipun Ben-Gvir menguasai situasi tersebut, aktivis flotilla tetap meneriakkan "Kebebasan untuk Palestina" sebagai bentuk perlawanan mereka terhadap blokade.
Israel berpendapat bahwa flotilla tersebut merupakan upaya untuk merusak kedaulatan negara dan mendukung Hamas yang berkuasa di Gaza. Pemerintah Israel menegaskan bahwa bantuan kemanusiaan dapat disalurkan melalui saluran resmi yang aman dan sah, yang telah disediakan untuk tujuan tersebut.
Kontroversi ini menambah ketegangan yang telah lama ada antara Israel dan kelompok-kelompok yang mendukung perjuangan Palestina, yang menilai blokade Gaza sebagai bentuk penindasan.
Sejumlah pihak mendesak agar Israel menghormati hak kemanusiaan dan memberikan akses yang lebih luas bagi bantuan internasional untuk Gaza. Namun, hingga saat ini, Ben-Gvir dan pemerintah Israel belum menunjukkan tanda-tanda untuk mengubah sikap mereka terhadap flotilla tersebut.(Fe)
Source : AP News