.gif)
Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, memulai rangkaian kunjungan luar negerinya dengan bertolak ke Osaka, Jepang, pada malam hari, Jumat (19/9/2025). Setibanya di Osaka pada 20 September, Presiden Prabowo langsung mengunjungi Paviliun Indonesia di Osaka Expo 2025, sebuah acara pameran internasional yang menampilkan berbagai inovasi dan budaya dari seluruh dunia.
Kunjungan ini merupakan kesempatan emas untuk memperkenalkan Indonesia kepada dunia, memamerkan kekayaan budaya dan potensi bangsa yang siap berkolaborasi dengan negara lain. Expo Osaka 2025 menjadi ajang yang sangat strategis bagi Indonesia untuk memperkuat diplomasi budaya dan mempromosikan produk-produk unggulannya di kancah internasional.
Setelah kunjungan ke Osaka, Presiden Prabowo melanjutkan perjalanannya ke New York, Amerika Serikat, untuk menghadiri Sidang Majelis Umum (SMU) PBB ke-80. Sidang yang digelar pada 22 September ini mengusung tema "Two States Solution", membahas solusi perdamaian bagi Palestina dan Israel. Keesokan harinya, pada 23 September, Presiden Prabowo dijadwalkan memberikan pidato dalam sesi Perdebatan Umum SMU PBB, di hadapan para pemimpin dunia. Beliau akan menjadi pembicara ketiga setelah Presiden Brasil dan Presiden Amerika Serikat.
Tema SMU PBB kali ini adalah "Better Together, Eighty Years and More for Peace, Development and Human Rights", yang mengajak negara-negara anggota PBB untuk memperkuat komitmen terhadap multilateralitas dan kerja sama internasional guna mencapai perdamaian, pembangunan, dan hak asasi manusia yang lebih baik di dunia.
Setelah dari New York, Presiden Prabowo akan melanjutkan perjalanan ke Ottawa, Kanada, pada 24 September 2025, untuk menyaksikan penandatanganan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Kanada (CEPA). Selanjutnya, beliau akan menuju Den Haag, Belanda, pada 26 September untuk bertemu dengan Perdana Menteri Belanda. Setelah rangkaian kunjungan ini, Presiden diperkirakan akan kembali ke Jakarta pada 26–27 September.
Kunjungan Presiden Prabowo ini juga menjadi momen penting dalam kembalinya Indonesia ke forum tertinggi PBB setelah absen selama 10 tahun. Ini menegaskan komitmen Indonesia dalam memperkuat diplomasi internasional dan memperlihatkan peran aktif Indonesia di panggung dunia.
Source : Sekertariat Presiden
