New York – Sidang Majelis Umum PBB – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menyampaikan pidato yang penuh semangat di Sidang Majelis Umum PBB di New York, pada Selasa (23/9/2025). Dalam pidatonya, Trump menekankan berbagai pencapaian besar yang telah diraih Amerika Serikat, baik dalam hal kebangkitan ekonomi maupun kebijakan luar negeri yang tegas, serta memberikan pandangannya mengenai isu-isu global yang mempengaruhi banyak negara.
Trump membuka pidatonya dengan candaan mengenai masalah teknis yang terjadi pada teleprompter. Namun, ia segera melanjutkan pidato tanpa alat bantu tersebut, mengatakan bahwa berbicara tanpa teleprompter memungkinkan dirinya berbicara lebih dari hati. “Saya merasa sangat senang bisa berada di sini dengan kalian, meskipun teleprompter saya tidak bekerja,” katanya, disambut tawa dari para hadirin.
Pencapaian Ekonomi Amerika
Trump mengawali bagian utama pidatonya dengan membahas keberhasilan ekonomi yang diraih Amerika Serikat di bawah pemerintahannya. Ia mengklaim bahwa hanya dalam delapan bulan, Amerika Serikat telah kembali menjadi negara terkuat di dunia, dengan ekonomi yang berkembang pesat. "Kami berhasil mengatasi inflasi, menurunkan harga bahan bakar, harga pangan, serta tingkat bunga hipotek yang telah turun," ujarnya. Trump juga menyebutkan bahwa Amerika mengalami rekor tertinggi dalam pasar saham, yang sudah mencapai titik tertinggi 48 kali dalam waktu singkat. Selain itu, Trump menekankan bahwa upah pekerja telah meningkat dengan kecepatan tercepat dalam lebih dari 60 tahun.
Kesepakatan Perdagangan dan Penguatan NATO
Dalam bidang kebijakan luar negeri, Trump menyoroti pencapaian besar dalam hubungan internasional. Ia mengungkapkan bahwa Amerika Serikat telah membangun kembali hubungan dengan sekutu-sekutu NATO, termasuk kesepakatan untuk meningkatkan belanja pertahanan dari 2% menjadi 5% dari GDP negara-negara anggota NATO, sebagai tanggapan atas ancaman global. Trump juga menegaskan bahwa kesepakatan perdagangan yang menguntungkan telah tercapai dengan negara-negara seperti Inggris, Uni Eropa, Jepang, dan negara-negara di Asia Tenggara.
Menghentikan Perang dan Menjaga Perdamaian
Trump lebih lanjut mengklaim bahwa di bawah kepemimpinannya, Amerika Serikat telah berhasil mengakhiri tujuh perang yang dianggap tak terpecahkan selama bertahun-tahun, termasuk konflik-konflik yang telah berlangsung lebih dari 30 tahun di beberapa negara. Ia menyebutkan beberapa negara yang terlibat dalam konflik tersebut, seperti Cambodia, Thailand, Kosovo, Serbia, dan Pakistan, dan menyatakan bahwa Amerika Serikat memainkan peran utama dalam menghentikan kekerasan yang telah merenggut banyak nyawa. Trump dengan tegas mengkritik kegagalan PBB untuk memainkan peran yang lebih signifikan dalam menyelesaikan perang-perang tersebut, menyatakan bahwa dirinya lebih aktif dalam menuntaskan masalah tersebut.
Isu Iran dan Keamanan Nuklir
Trump tidak ketinggalan untuk menyoroti ancaman dari Iran yang masih menjadi isu utama dalam kebijakan luar negeri Amerika. Ia menegaskan bahwa Amerika Serikat tidak akan membiarkan Iran mengembangkan senjata nuklir dan mengungkapkan bahwa dalam operasi militer yang disebut “Midnight Hammer,” Amerika berhasil menghancurkan fasilitas nuklir utama Iran dengan serangan bom B-2. "Kami telah menghentikan program nuklir Iran dan memastikan bahwa mereka tidak memiliki kemampuan untuk mengancam dunia dengan senjata nuklir," katanya. Ia juga menyebutkan bahwa banyak komandan militer Iran yang kini sudah tidak ada lagi.
Krisis Gaza dan Palestina
Di bagian selanjutnya, Trump membahas konflik Gaza dan menyuarakan seruan untuk segera mengakhiri perang dan membebaskan sandera yang ditahan oleh Hamas. Ia mengkritik beberapa negara yang ingin mengakui negara Palestina secara sepihak, dengan menyatakan bahwa itu akan memberi penghargaan kepada teroris Hamas atas tindakan kekerasan mereka. Trump menekankan bahwa solusi untuk konflik ini haruslah berdasarkan pada perdamaian sejati dan pembebasan seluruh sandera yang kini masih ditahan oleh Hamas.
Kritik terhadap Kebijakan Perubahan Iklim dan Energi Hijau
Trump juga tidak ketinggalan mengkritik kebijakan perubahan iklim dan energi hijau yang diterapkan oleh banyak negara, termasuk negara-negara di Eropa. Ia menganggap kebijakan ini telah merugikan ekonomi global, terutama di Eropa, yang kini mengalami lonjakan harga energi yang sangat tinggi. Trump menyatakan bahwa kebijakan energi hijau ini tidak efektif dan terlalu mahal, menyebutkan bahwa energi terbarukan seperti angin dan solar tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan energi dunia. Ia juga menegaskan bahwa Amerika Serikat, yang kini menjadi eksportir energi terbesar di dunia, akan terus memproduksi energi dengan harga yang lebih terjangkau.
Imigrasi dan Keamanan Perbatasan
Dalam pidatonya, Trump menegaskan bahwa Amerika Serikat telah berhasil mengatasi masalah imigrasi ilegal yang selama ini menjadi beban. Ia mengungkapkan bahwa kebijakan perbatasan yang tegas telah membuat aliran migrasi ilegal dari berbagai negara berhenti total. Trump menyebutkan bahwa pada masa pemerintahan sebelumnya, Amerika Serikat menyaksikan jutaan migran ilegal masuk ke negara itu, namun kebijakan yang diterapkan sekarang telah sepenuhnya menghentikan hal tersebut.
Ajakan untuk Kerja Sama Global
Di akhir pidatonya, Trump mengajak negara-negara di dunia untuk bekerja sama dalam menciptakan dunia yang lebih aman dan makmur. "Amerika kembali besar, dan bersama-sama kita akan membuat negara-negara kita lebih baik, lebih aman, dan lebih indah," ujar Trump. Ia mengakhiri pidatonya dengan seruan untuk melindungi kedaulatan negara, kebebasan rakyat, dan mempertahankan nilai-nilai yang telah membentuk keberhasilan negara-negara di dunia.
Source : UN