Kathmandu, Nepal — 10 September 2025
Nepal diguncang gejolak politik terbesar dalam satu dekade terakhir setelah gelombang protes anti-korupsi yang dipimpin generasi muda memuncak pada 9 September 2025. Dalam kerusuhan yang terjadi di ibu kota Kathmandu, gedung parlemen Nepal menjadi sasaran amuk massa dan terbakar hebat bersama sejumlah fasilitas pemerintahan penting.
Latar Belakang Protes
Pemicu awal kerusuhan adalah kebijakan pemerintah yang memberlakukan pembatasan akses media sosial, yang dianggap publik sebagai upaya membungkam kritik terhadap maraknya korupsi di lingkaran elit politik. Kebijakan tersebut memicu kemarahan generasi muda Nepal yang menuntut transparansi, reformasi pemerintahan, dan kebebasan berekspresi.
Demonstrasi yang awalnya berlangsung damai dengan ribuan massa membawa poster dan bendera nasional berubah menjadi kerusuhan setelah aparat berusaha membubarkan aksi dengan gas air mata dan peluru karet.
Aksi Pembakaran dan Kerusuhan
Dalam kericuhan yang berlangsung semalam suntuk, para demonstran berhasil menerobos barikade keamanan dan memasuki kompleks parlemen. Gedung parlemen yang menjadi simbol demokrasi Nepal dibakar bersama Gedung Singha Durbar yang berfungsi sebagai pusat administrasi negara, Mahkamah Agung, serta kediaman resmi beberapa pejabat senior, termasuk Presiden. Bahkan Rastrapati Bhawan, kediaman resmi kepala negara, turut menjadi target pembakaran.
Asap hitam tebal membubung di langit Kathmandu, sementara suara sirine dan teriakan massa bergema di jalan-jalan ibu kota. Rekaman amatir menunjukkan para pemuda menyanyikan lagu patriotik di tengah kobaran api, menandai amarah rakyat terhadap pemerintah.
Korban Jiwa dan Dampak Politik
Sedikitnya lebih dari 20 orang tewas, termasuk warga sipil dan anggota aparat keamanan, sementara ratusan lainnya terluka akibat bentrokan. Situasi memanas memaksa Perdana Menteri K. P. Sharma Oli mengumumkan pengunduran diri melalui siaran televisi nasional pada malam hari.
Pemerintah baru segera mencabut larangan media sosial dan membentuk komite investigasi independen untuk mengusut aksi kekerasan serta dugaan korupsi yang memicu protes ini.
Pengamanan Ketat dan Keadaan Darurat
Militer Nepal kini mengambil alih kendali keamanan di Kathmandu. Jam malam diberlakukan tanpa batas waktu, sementara Bandara Internasional Tribhuvan ditutup untuk mencegah eskalasi. Kendati demikian, ribuan warga masih memenuhi jalan-jalan di berbagai kota, menuntut reformasi total dan menyerukan pembubaran parlemen.
Suara Rakyat
Bagi banyak anak muda Nepal, kerusuhan ini dianggap sebagai “titik balik sejarah”. “Kami tidak akan diam sampai keadilan ditegakkan. Generasi kami berhak atas masa depan yang bebas dari korupsi,” ujar Sita Maharjan, seorang mahasiswa hukum, dalam wawancara dengan media lokal.
Source : AP (AssociatedPress)
.gif)