Spektrum Id Johor – Perdana Menteri Malaysia, Dato’ Seri Anwar Ibrahim, menyampaikan pidato penuh semangat dalam rangkaian kampanye dan peluncuran bulan kemerdekaan di Muar, Johor, Ahad (27/7). Dalam pidato yang sarat nilai sejarah dan kebangsaan itu, Anwar menyerukan pentingnya memahami makna sejati kemerdekaan dan mengajak rakyat mengibarkan kembali Jalur Gemilang sebagai simbol kebanggaan negara.
"Merdeka tidak spontan. Ia lahir dari semangat, daya juang, keberanian, dan pengorbanan para pejuang terdahulu," tegas Anwar di hadapan ribuan hadirin yang memadati lokasi acara.
Ia turut menyinggung tokoh besar Johor, Almarhum Dato’ Onn Jaafar, sebagai pelopor perjuangan kemerdekaan yang menekankan pentingnya persatuan dan penolakan terhadap penjajahan dalam segala bentuk, termasuk penjajahan ekonomi .
Dalam pidatonya, Anwar mengecam praktik-praktik kepemimpinan lama yang menurutnya sarat korupsi dan penyelewengan. Ia menegaskan bahwa kemerdekaan sejati bukan sekadar mengganti penjajah dengan pemimpin lokal, melainkan mengganti sistem yang bobrok dan menindas.
“Kalau jadi pemimpin, jangan sakau duit rakyat. Kalau jadi pemimpin, pegang amanah dan ingat, tanggungjawab itu kepada Allah SWT,” tegasnya.
Ia mengajak rakyat Malaysia Melayu, Cina, India, Iban, Kadazan untuk bersatu dalam membangun negara yang adil dan seimbang, sesuai dengan konsep “umatan wasatha”, masyarakat pertengahan yang disebut dalam Al-Qur’an.
Anwar juga menyinggung kebijakan ekonomi yang diambil oleh pemerintah Kerajaan Madani, termasuk pengendalian hutang negara dan langkah menghindari pinjaman baru yang membebani generasi masa depan.
Ia mengkritik pemimpin-pemimpin sebelumnya yang menurutnya berhutang bukan untuk pembangunan rakyat, melainkan demi kepentingan pribadi dan keluarga.
“Kalau hutang untuk buka FELDA, bangunkan luar bandar, saya tidak masalah. Tapi kalau hutang untuk sakau, itu yang kita lawan,” ucapnya tegas.
Ia mencontohkan bahwa kini subsidi BBM disalurkan tepat sasaran: RM1.99 untuk rakyat Malaysia, sementara warga asing dikenakan harga pasaran. Hal ini, menurut Anwar, menunjukkan keberpihakan pemerintah kepada rakyatnya.
Mengapresiasi kepemimpinan Menteri Besar Johor, Datuk Onn Hafiz Ghazi, Anwar menyebutkan Johor sebagai contoh sinergi positif antara pemerintah pusat dan daerah. Ia juga menyoroti proyek besar Zon Ekonomi Khas Johor-Singapura (JS-SEZ) sebagai salah satu pemacu pertumbuhan wilayah selatan.
“Siapa sangka lima tahun lalu Johor bisa meningkat sebegini rupa?” katanya. “Kami kerja keras, bawa menteri ke Johor, bincang dengan Singapura, semua untuk rakyat Johor.”
Sebagai penutup, Anwar mengumumkan tambahan dana RM10 juta untuk bantuan langsung kepada masyarakat berpendapatan rendah (B40) di Muar, sebagai bentuk nyata kepedulian pemerintah terhadap rakyat kecil.
“Saya bukan datang sekadar pidato. Saya datang untuk bantu. Untuk Muar, kita akan tambah projek kecil dan keperluan rakyat yang susah, segera dalam seminggu dua ini,” ujarnya disambut tepuk tangan.
Anwar menekankan bahwa kemerdekaan bukan hanya soal bebas dari kolonialisme, melainkan juga membebaskan jiwa dari mental dijajah, memperjuangkan kesejahteraan rakyat, dan menegakkan keadilan sosial.
“Ini bukan soal Anwar. Ini soal negara. Soal masa depan anak-anak kita. Merdeka bukan sekadar ganti orang, tapi ganti sistem,” pungkasnya.
Pidato ini menegaskan arah pemerintahan Anwar Ibrahim yang mengusung nilai Madani, dengan fokus pada keadilan sosial, integritas, dan pembangunan seimbang demi Malaysia yang lebih maju dan bermaruah.