Spektrum Id Brussel, 14 Juli 2025 — Presiden Republik
Indonesia Prabowo Subianto melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Dewan
Eropa, António Costa, di Brussel, Belgia. Dalam pertemuan yang berlangsung pada
hari Minggu, Prabowo menyampaikan apresiasi yang mendalam atas sambutan hangat
Costa, meski dilakukan di akhir pekan, yang menurutnya menunjukkan betapa
pentingnya hubungan antara Indonesia dan Uni Eropa.
“Karena telah menerima kami hari ini, sekali lagi, saya
mohon maaf karena Anda menerima saya di hari Minggu. Jadi, menurut saya, ini
sangat tidak biasa. Saya sangat menghargai pengorbanan yang Anda lakukan, dan
ini, menurut saya, menunjukkan betapa pentingnya hubungan kita,” ujar Prabowo.
Presiden Prabowo menyebut pertemuan ini sebagai momen
bersejarah, karena setelah proses negosiasi yang berlangsung selama satu
dekade, Indonesia dan Uni Eropa berhasil mencapai kesepakatan dalam Perjanjian
Kemitraan Ekonomi Komprehensif (Comprehensive Economic Partnership
Agreement/CEPA), yang secara substansi merupakan perjanjian perdagangan bebas.
“Kita memiliki kesepakatan untuk Perjanjian Kemitraan
Ekonomi Komprehensif Indonesia-Uni Eropa, yang pada dasarnya adalah perjanjian
perdagangan bebas. Tampaknya, kami sangat senang bahwa semua hal telah dibahas
dan disepakati,” ujar Prabowo.
Ia menekankan bahwa hubungan Indonesia dan Uni Eropa
bersifat simbiosis, saling melengkapi, dan berpotensi besar untuk tumbuh lebih
strategis di masa depan. Eropa disebut memiliki keunggulan dalam teknologi,
ilmu pengetahuan, dan manajerial, sementara Indonesia menyumbangkan sumber daya
mineral dan komoditas pertanian penting.
Presiden Prabowo juga menyoroti pentingnya peran Eropa di
kancah global, di tengah dunia yang tengah bergerak menuju tatanan multipolar.
“Kami ingin melihat Eropa yang kuat memainkan peran penting
dalam menjaga perdamaian dan stabilitas dunia. Eropa harus bangkit kembali
sebagai pemain global, pemimpin global,” tegasnya.
Hubungan antara masyarakat juga menjadi sorotan penting
dalam pidato Prabowo. Ia menyampaikan bahwa setiap tahunnya sekitar 8 juta
warga Indonesia mengunjungi Eropa, serta lebih dari 3.300 mahasiswa Indonesia
dikirim pemerintah untuk belajar di benua biru, dengan total lebih dari 11.000
mahasiswa hingga saat ini.
Prabowo juga menegaskan komitmen Indonesia dalam membuka
sektor ekonomi yang lebih luas, termasuk sektor kesehatan dan pendidikan, untuk
partisipasi asing.
“Sekarang kami membuka sektor kesehatan dan pendidikan.
Rumah sakit atau institusi medis asing, kampus dan universitas luar negeri,
kami izinkan untuk membuka cabangnya di Indonesia,” tambahnya.
Presiden Prabowo mengakhiri pernyataannya dengan
menyampaikan bahwa baik Indonesia maupun Eropa berbagi nilai dan tantangan yang
sama, terutama dalam menjaga perdamaian dan kemakmuran.
“Tanpa perdamaian, tidak akan ada kemakmuran. Dan tanpa
kemakmuran, tidak akan ada stabilitas. Ini adalah siklus yang harus kita jaga
bersama.”
Pertemuan ini menandai babak baru dalam hubungan
strategis Indonesia dan Uni Eropa, yang tidak hanya memperkuat kerja sama
ekonomi, tetapi juga membuka ruang yang lebih luas untuk kolaborasi dalam
bidang pendidikan, budaya, dan keamanan global