Spektrum Id Kuala Lumpur, 9 Juli 2025 — Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, menyampaikan pidato penuh keprihatinan dan harapan dalam pembukaan Pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN ke-58 yang digelar di Kuala Lumpur. Dalam pidatonya yang penuh makna, Anwar menyoroti pentingnya memperkuat kepercayaan dan persahabatan antar pemimpin ASEAN serta menekankan urgensi penyelesaian sejumlah isu krusial di kawasan.
"Yang Mulia, Bapak dan Ibu, saya ingin menyampaikan perasaan dan keprihatinan saya, yang juga saya ungkapkan kepada para menteri luar negeri sahabat. Kita telah mencapai kemajuan di ASEAN berkat kepercayaan dan persahabatan antara para pemimpin," ujarnya.
Anwar secara khusus menyinggung situasi di Myanmar dan belum tercapainya implementasi Konsensus Lima Poin. Ia menekankan pentingnya dialog terbuka dan keterlibatan langsung antarnegara anggota untuk mencari solusi nyata terhadap krisis kemanusiaan dan politik yang masih berlangsung.
Selain itu, Anwar juga menyoroti insiden baru-baru ini antara Kamboja dan Thailand, yang dinilainya sebagai ujian bagi komitmen ASEAN dalam menjaga stabilitas kawasan. "Semua pemimpin ASEAN telah menyatakan keprihatinan dan saya mendukung semua upaya untuk menjaga perdamaian," tegasnya.
Dalam konteks kemajuan, Anwar menyampaikan bahwa meskipun ASEAN menghadapi berbagai keterbatasan, blok regional ini tetap menunjukkan capaian signifikan dalam bidang perdagangan dan investasi. Ia juga menyampaikan bahwa para pemimpin dunia memandang ASEAN sebagai aktor penting dalam geopolitik dan ekonomi global.
Pertemuan yang berlangsung tahun ini disebutnya sebagai momentum penting untuk menentukan arah dan prioritas ASEAN hingga tahun 2045. "Pertemuan ini adalah saat untuk menentukan pilihan yang berani," ujar Anwar.
Ia juga menyinggung rencana integrasi Timor-Leste ke dalam ASEAN, dan menyerukan dukungan penuh dari seluruh negara anggota. "Kita menantikan keanggotaan Timor-Leste yang akan datang dan saya mendesak semua negara anggota untuk mendukung integrasinya," katanya.
Menutup pidatonya, Anwar menyuarakan keprihatinan terhadap situasi global, termasuk konflik di Gaza dan penderitaan rakyat Palestina. Ia menyerukan agar ASEAN tetap menjadi jangkar utama dialog dan stabilitas, tidak hanya di kawasan Asia Tenggara, tetapi juga berkontribusi bagi perdamaian dunia.
"ASEAN harus tetap menjadi jangkar utama dialog di kawasan ini. Mari kita pastikan bahwa ASEAN dapat berkontribusi dalam menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan dan dunia," pungkas Anwar.
Pertemuan ASEAN ke-58 ini menjadi tonggak penting dalam memperkuat solidaritas regional di tengah dinamika geopolitik global yang kian kompleks