Didukung anggaran senilai Rp127 miliar Pemeritah Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) menargetkan pembangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di sejumlah pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar (3T) di tahun ini.
Nantinya anggaran bersumber dari penyertaan modal negara (PMN) kepada PT PLN Persero tersebut, digunakan untuk membangun 10 PLTS di Kota Batam, Kabupaten Karimun termasuk Kabupaten Lingga.
Untuk pulau-pulau kecil dengan penduduk di bawah 20-30 KK, akan digunakan solar home system. Sementara untuk pulau yang jaraknya di bawah 500 meter akan dihubungkan dengan tower crossing.
Sedangkan beberapa pulau lain yang dekat dengan sumber listrik besar, akan dihubungkan melalui kabel laut listrik.
Seperti beberapa pulau yang berdekatan, pulau Lengkang akan disambungkan ke pulau Belakangpadang-pulau Manis-pulau Lengkang.
Menurut Kepala Dinas ESDM Kepri, Muhammad Darwin, saat ini beberapa kabel laut sudah dibangun seperti dari Batam ke pulau Nguan, pulau Buluh, kemudian pihaknya juga menghubungkan sistem Lingga-Seraya-Dabo dengan kabel laut.
Namun Ia menambahkan, pendekatan pengaliran listrik di pulau bisa bermacam-macam disesuaikan kondisi, tetapi sebagian besar dengan PLTS komunal.
“Semua tergantung letak pulau dan jumlah penduduk di tempat itu. Kalau jumlah penduduk sedikit dibangun pembangkit akan berat bagi mereka mengoperasikannya,” ujarnya.
PLTS Komunal ialah PLTS yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan energi di daerah terpencil yang tidak terjangkau oleh jaringan listrik PLN.
Proyek bernilai Rp.127 miliar ini secara keseluruhan akan dilaksanakan di tahun 2025 melalui kerjasama Pemprov dan pemerintah Kabupaten/Kota dalam hal penyediaan lahan.
Program ini merupakan upaya pemerintah dalam meningkatkan elektrifikasi di wilayah 3T, sekaligus mendukung pengembangan energi terbarukan di Kepri.
Pembangunan PLTS ini diharapkan dapat menjadi solusi kebutuhan listrik masyarakat di pulau-pulau terpencil yang selama ini mengalami kesulitan (B)