Notification

×

Iklan


 

Iklan

Indeks Berita

Serangan Israel di Doha: Qatar Mengutuk dan Mempertegas Posisi Sebagai Mediator Perdamaian

Thursday, 11 September 2025 | September 11, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-09-11T02:14:39Z

 


Pada 9 September 2025, serangan udara Israel mengguncang Doha, ibu kota Qatar. Serangan ini menargetkan pemimpin senior Hamas yang sedang berada dalam pertemuan untuk membahas kemungkinan gencatan senjata. Akibat serangan tersebut, enam orang dilaporkan tewas, termasuk lima anggota Hamas dan seorang petugas keamanan Qatar.

Meski demikian, Hamas mengklaim bahwa seluruh pemimpin senior mereka berhasil selamat dari serangan tersebut. Pemerintah Qatar mengutuk keras tindakan tersebut, menyebutnya sebagai "terorisme negara" yang merusak upaya-upaya mediasi yang selama ini dijalankan oleh mereka, bersama dengan Amerika Serikat dan Mesir, untuk mencapai gencatan senjata.

Reaksi Internasional:
Serangan ini menimbulkan reaksi keras dari berbagai negara. Pemerintah Amerika Serikat, yang memiliki hubungan erat dengan Qatar, menyatakan penyesalan mendalam dan menekankan bahwa serangan terhadap sekutu seperti Qatar tidak sejalan dengan kepentingan strategis AS. Presiden Donald Trump juga menyampaikan bahwa penasihat utamanya telah diperintahkan untuk memberi peringatan kepada otoritas Qatar mengenai potensi serangan.

China turut mengecam serangan Israel, menyebutnya sebagai pelanggaran terhadap kedaulatan Qatar dan mendesak semua pihak untuk menahan diri. Sementara itu, Perdana Menteri India, Narendra Modi, menyampaikan sikap serupa dalam percakapan dengan Emir Qatar, menyerukan solusi diplomatik untuk mengatasi ketegangan yang semakin memanas.


Qatar Tetap Komitmen Sebagai Mediator:

Meskipun serangan ini mengguncang suasana di kawasan, Qatar tetap teguh pada posisinya sebagai mediator utama dalam upaya perdamaian. Perdana Menteri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, menegaskan bahwa negara mereka tidak akan terintimidasi dan akan terus berperan aktif dalam menciptakan solusi damai untuk konflik yang berkepanjangan ini.

Dalam pidatonya, Sheikh Mohammed menegaskan bahwa serangan ini berpotensi merusak harapan untuk pembebasan sandera yang masih ditahan di Gaza, serta memperburuk ketegangan yang telah menewaskan lebih dari 64.000 warga Palestina. Ia menekankan pentingnya kembali ke meja perundingan dan mencari jalan damai yang dapat mengakhiri penderitaan di kedua belah pihak.

Dampak terhadap Proses Gencatan Senjata:
Serangan Israel ini datang di tengah usaha gencatan senjata yang tengah digagas oleh berbagai negara, dengan Qatar sebagai salah satu mediator utama. Upaya ini bertujuan untuk menghentikan pertumpahan darah yang telah berlangsung selama beberapa bulan terakhir, yang menyebabkan ribuan korban jiwa di pihak Palestina dan Israel.

Namun, dengan adanya serangan ini, harapan akan tercapainya gencatan senjata menjadi semakin tipis. Para pengamat internasional khawatir bahwa serangan ini justru akan memicu eskalasi lebih lanjut, menghalangi jalan menuju perdamaian.

Tindakan Selanjutnya:
Sebagai langkah lanjut, pemerintah Qatar berencana untuk memperkuat upaya diplomatiknya dan bekerja sama dengan mitra internasional untuk mengecam tindakan Israel. Qatar juga menegaskan komitmennya untuk terus menjadi mediator yang mendukung upaya perdamaian di kawasan Timur Tengah, meski menghadapi tantangan besar pasca serangan tersebut.

Serangan ini menambah kompleksitas yang semakin dalam dalam situasi geopolitik di Timur Tengah, dan semakin memperlihatkan betapa pentingnya menjaga kedaulatan negara serta menghormati peran diplomatik dalam upaya mengatasi konflik yang telah berlangsung lama.

Source : theguardian

×
Berita Terbaru Update
Do you have any doubts? chat with us on WhatsApp
Hello, How can I help you? ...
Click me to start the chat...