Dalam sambutannya, Wapres menyampaikan bahwa Indonesia saat ini tengah menghadapi tantangan geopolitik yang tidak menentu, dampak nyata dari perubahan iklim, serta perang dagang yang memengaruhi kestabilan ekonomi dunia. Di tengah situasi tersebut, Presiden Republik Indonesia sedang melakukan kunjungan kerja ke Brasil untuk menghadiri pertemuan BRICS, dan Wapres mengajak seluruh peserta untuk turut mendoakan kelancaran serta kesehatan Presiden dalam menjalankan misi negara.
“Fokus utama pemerintah saat ini adalah hilirisasi dan pengembangan SDM. Kita harus menyiapkan generasi muda yang mampu menghadapi tantangan global, seperti disrupsi teknologi, perubahan iklim, dan ketegangan ekonomi internasional,” ujar Wapres.
Wapres juga menyoroti pentingnya ketahanan pangan dan pengembangan energi baru terbarukan sebagai prioritas nasional. Ia mengungkapkan bahwa Indonesia baru saja mencatatkan stok beras tertinggi dalam 23 tahun terakhir, hasil dari upaya pembangunan infrastruktur pertanian, termasuk pembangunan bendungan dan jalan produksi. Teknologi seperti drone untuk penyiraman dan pengujian tanah juga mulai dimanfaatkan untuk efisiensi sektor pertanian.
Bonus demografi yang tengah dinikmati Indonesia disebut sebagai peluang besar untuk menggenjot produktivitas bangsa. Untuk itu, pemerintah menyiapkan program-program strategis seperti Sekolah Rakyat dan Sekolah Unggulan, yang akan segera diluncurkan oleh Presiden bulan ini. Selain itu, Kooperasi Merah Putih juga akan diperkenalkan guna memperkuat ekonomi kerakyatan, terutama di pedesaan.
“Pemuda harus dilibatkan dalam sektor pertanian dan teknologi. Kita butuh SDM unggul yang adaptif dan inovatif. Penelitian dan pengembangan (R&D) juga harus diarahkan pada produk unggulan yang memiliki dampak nyata bagi masyarakat,” tegasnya.
Wapres turut menyoroti keberhasilan program bantuan sosial seperti PKH dan subsidi yang kini didukung digitalisasi untuk meningkatkan akurasi dan ketepatan sasaran. Program PNM Mekar, yang menjangkau jutaan ibu-ibu pelaku usaha mikro, juga terus menunjukkan kinerja positif dengan tingkat kredit macet yang rendah.
Di akhir sambutannya, Wapres mengajak seluruh peserta P4N Angkatan 68 untuk terus bersinergi, menjaga stabilitas, serta aktif turun ke lapangan untuk menyerap aspirasi masyarakat. Ia menekankan pentingnya memiliki visi bersama demi mewujudkan cita-cita Indonesia Emas.
“Mari kita bersatu, beradaptasi, dan terus bergerak untuk membangun bangsa. Ini bukan hanya tugas pemerintah, tetapi tugas seluruh elemen bangsa,” pungkas Wapres.
Acara pembekalan ini menjadi bagian dari upaya menyiapkan para pemimpin masa depan yang tangguh, responsif, dan berintegritas dalam menyongsong masa depan Indonesia yang lebih maju dan berdaya saing di kancah global.