Notification

×

Iklan


 

Iklan

Indeks Berita

Jokowi dan Prabowo Hadir di Kongres PSI, Amien Rais Angkat Bicara: Nepotisme, Serakahnomiks, dan Ancaman Erosi Politik

Tuesday, 22 July 2025 | July 22, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-07-22T11:51:37Z

 


Spektrum Jakarta, 22 Juli 2025 — Kehadiran Presiden Joko Widodo dan Presiden Prabowo Subianto dalam Kongres Partai Solidaritas Indonesia (PSI) pada 20–21 Juli 2025 di Auditorium Universitas Muhammadiyah Surakarta menjadi pusat perhatian publik dan perbincangan tajam di berbagai kanal media. Tak terkecuali mantan Ketua MPR dan tokoh reformasi, Amien Rais, yang turut angkat suara menyampaikan kritik pedas atas dinamika politik yang ia sebut "ganjil dan membahayakan."

Menurut Amien, kongres tersebut sempat “sunyi” dari sorotan media, baik media sosial maupun media arus utama, hingga akhirnya ramai dibicarakan pada 21 Juli sore. Yang memicu kehebohan bukan hanya karena transformasi PSI, tetapi terutama karena kehadiran dua tokoh besar nasional: Jokowi dan Prabowo.

Jokowi: “Saya Akan Full Mendukung PSI”

Jokowi hadir di hari pertama kongres dan tampil dengan nada memuji. Ia mengapresiasi logo baru PSI berupa gajah yang disebutnya sebagai simbol ilmu, kekuatan, dan kebijaksanaan. Dalam pidatonya, Jokowi menyatakan, “Gajah itu cerdas, bijak, kuat, dan besar. Oleh sebab itu, saya akan full mendukung PSI.”

Pernyataan ini disambut meriah para peserta kongres yang meneriakkan yel-yel “Ayo Jokowi masuk PSI” berkali-kali. Amien mencatat bahwa wajah Jokowi tampak berseri meski secara fisik belum sepenuhnya pulih, lalu mengakhiri pidatonya dengan kalimat, “Saya akan bekerja keras untuk PSI.”

Prabowo: Kritik Koruptor, Promosi MBG, dan “Serakahnomiks”

Berbeda dengan Jokowi yang tampil penuh pujian, Presiden Prabowo Subianto di hari kedua menyampaikan pidato yang lebih keras dan sistemik. Dalam pidatonya, Prabowo menyebut bahwa sejumlah koruptor membiayai demo-demo bertajuk “Indonesia Gelap”, sebuah tuduhan yang menurut Amien tidak sepenuhnya bisa dibenarkan.

Prabowo kemudian mengklaim bahwa masa depan Indonesia cerah karena kekayaan alam yang luar biasa, sembari menyinggung kasus beras oplosan yang disebutnya merugikan negara hingga Rp100 triliun. Ia meminta aparat hukum menindak pengusaha-pengusaha yang terlibat tanpa pandang bulu, meskipun, kata Amien, “kemungkinan besar yang punya tangan di atas justru para pengusaha ugal-ugalan itu.”




Yang menarik, Prabowo juga memperkenalkan istilah baru dalam pidatonya: "Serakahnomiks" — atau aliran ekonomi yang didasari oleh keserakahan. Prabowo menyebut ini sebagai mazhab baru yang tidak diajarkan di universitas manapun, namun nyata di kehidupan ekonomi nasional.

Tak lupa, Prabowo juga mempromosikan program andalannya, Makan Bergizi Gratis (MBG), yang diklaim sudah menjangkau 6 juta penduduk dan ditargetkan 20 juta orang ke depan.

Amien Rais: Nepotisme, Erosi Kekuasaan, dan Peringatan Spiritual

Namun, Amien Rais menyampaikan keprihatinan yang lebih dalam terhadap apa yang ia sebut sebagai suburnya nepotisme politik. Ia menyoroti bagaimana Kaesang Pangarep—yang disebutnya sebagai “anak Ragil Mulyono”—menjadi Ketua Umum PSI yang kini didukung penuh oleh Jokowi. “Dengan komitmen Jokowi untuk bekerja keras demi PSI, jadilah nepotisme makin subur di Indonesia,” ujar Amien.

Ia juga mengutip pernyataan pendiri PSI, Jeffrie Geovanie, yang mengatakan bahwa PSI “akan dikubur jika tidak mendapat darah Jokowi,” menunjukkan bahwa eksistensi PSI amat bergantung pada pengaruh keluarga Jokowi.

Lebih lanjut, Amien mengingatkan bahwa proses politik tak bisa diprediksi. Ia menyebut kemungkinan terjadinya tsunami politik, deadlock, hingga erosi kepercayaan terhadap Jokowi menjelang Pemilu 2029. “Kita tidak pernah tahu apa yang akan menimpa bangsa ini dalam empat tahun ke depan,” ujarnya.

Amien kemudian menutup kritiknya dengan mengutip Surah Ar-Rum ayat 54 sebagai peringatan spiritual kepada Jokowi:

“Allah menciptakan manusia dari keadaan lemah, lalu menjadi kuat, kemudian kembali lemah dan beruban.”

Ia menambahkan dengan petuah Jawa:

“Ileng, Mas Joko Widodo. Ileng lan waspodo. Ingat dan waspada. Karena sekarang orang yang rupa makin berani dan makin ugal-ugalan.”

Amien Rais menyebut pernyataannya ini sebagai “ma’idhoh hasanah enteng-entengan” (nasihat ringan) untuk mantan Presiden Jokowi, mengisyaratkan bahwa kekuasaan bukanlah jaminan kekuatan abadi, dan bahwa semua manusia terikat pada sunatullah.

Menuju 2029: PSI Menguat, Tapi Jalan Terjal Menanti

Dengan dukungan langsung dari Jokowi dan pidato kuat dari Prabowo, PSI kini mendapatkan sorotan yang luar biasa sebagai partai yang mungkin akan menjadi kekuatan baru dalam Pemilu 2029. Namun, pertanyaan besar juga muncul: Apakah ini pertanda regenerasi politik, atau justru konsolidasi kekuasaan yang dikemas dalam wajah baru?

Amien Rais tampaknya ingin publik tetap waspada: politik adalah arena dinamis yang bisa berubah kapan saja—dan kekuasaan tanpa kontrol bisa berujung pada bencana demokrasi.

×
Berita Terbaru Update
Do you have any doubts? chat with us on WhatsApp
Hello, How can I help you? ...
Click me to start the chat...